Pencarian

Sabtu, 16 Agustus 2008

+ Atasi Gusi Bengkak

Penyakit gusi adalah istilah awam dari penyakit periodontal. Penyakit ini bisa menyerang orang dewasa hingga akan-anak. Bila tidak diatasi dengan segera maka penyakit gusi dapat menyebabkan gigi lepas dan menimbulkan berbagai macam penyakit seperti paru-paru, kanker dan lain-lain.
Menurut Drg. Elizabeth Linda dari Klinik Gigi Dental Salon, Penyebab utama gusi bengkak disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kebersihan mulut yang kurang misalnya menggosok gigi yang kurang benar arahnya, karang gigi yang tidak dicabut atau dibersihkan.
Gusi yang sehat berwarna merah muda, bentuknya tidak menonjol di sela-sela gigi, tidak bengkak dan teksturnya seperti kulit jeruk, jika disentuh kenyal.

Hubungan gigi dan gusi

Secara umum bila gigi tidak disikat dan dibersihkan secara benar dan teratur, akan menimbulkan plak pada gigi. Plak adalah suatu lapisan yang mengandung makanan dan bakteri yang kemudian mengeras menjadi tartar atau karang gigi yang dapat menyebabkan penyakit gusi.
Selain karang gigi yang tidak dibersihkan, gosok gigi tidak benar dan bersih dapat menyebabkan masih adanya sisa makanan yang menempel di pinggir gigi yang paling dekat dengan gusi. Bila dibiarkan semakin lama akan menumpuk dan dapat memicu gusi bengkak.

Gejala gusi bengkak

Secara umum penyakit gusi bengkak selalu diikuti dengan gejala tertentu. Gelaja gusi bengkak yang perlu diperhatikan dengan seksama antara lain:

- Gusi nampak merah, bengkak
- Sakit dan mudah berdarah bila disentuh
- Nafas menjadi bau
- Jika sudah parah akan menimbulkan peradangan pada gusi, hingga gigi goyang serta mudah lepas.

Harus segera diatasi

Gusi yang bengkak, kalau didiamkan saja akan sangat berbahaya. Keadaan yang satu itu berpeluang menjadi salah satu penyakit yang menyerang organ tubuh lainnya, yang paling menakutkan adalah kanker.
Untuk mengatasi gusi bengkak dapat dimulai dengan memelihara kesehatan mulut, dengan cara menyikat gigi dengan benar. Sikat gigi sesuai anjuran minimal dua kali sehari dan bila perlu sehabis makan. Selain itu penting pula untuk rajin membersihkan karang gigi minimal empat bulan sekali hingga enam bulan sekali.
Jangan lupa untuk membersihkan pula sisa-sisa makanan yang terselip diantara dua gigi, seperti dental floss. Bila ada sisa-sisa akar gigi yang berpotensi menjadi sumber bakteri maka harus segera dicabut. Kontrol rutin ke dokter gigipun perlu dilakukan minimal enam bulan atau setahun sekali.

+ Atasi Gusi Bengkak

Penyakit gusi adalah istilah awam dari penyakit periodontal. Penyakit ini bisa menyerang orang dewasa hingga akan-anak. Bila tidak diatasi dengan segera maka penyakit gusi dapat menyebabkan gigi lepas dan menimbulkan berbagai macam penyakit seperti paru-paru, kanker dan lain-lain.
Menurut Drg. Elizabeth Linda dari Klinik Gigi Dental Salon, Penyebab utama gusi bengkak disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kebersihan mulut yang kurang misalnya menggosok gigi yang kurang benar arahnya, karang gigi yang tidak dicabut atau dibersihkan.
Gusi yang sehat berwarna merah muda, bentuknya tidak menonjol di sela-sela gigi, tidak bengkak dan teksturnya seperti kulit jeruk, jika disentuh kenyal.

Hubungan gigi dan gusi

Secara umum bila gigi tidak disikat dan dibersihkan secara benar dan teratur, akan menimbulkan plak pada gigi. Plak adalah suatu lapisan yang mengandung makanan dan bakteri yang kemudian mengeras menjadi tartar atau karang gigi yang dapat menyebabkan penyakit gusi.
Selain karang gigi yang tidak dibersihkan, gosok gigi tidak benar dan bersih dapat menyebabkan masih adanya sisa makanan yang menempel di pinggir gigi yang paling dekat dengan gusi. Bila dibiarkan semakin lama akan menumpuk dan dapat memicu gusi bengkak.

Gejala gusi bengkak

Secara umum penyakit gusi bengkak selalu diikuti dengan gejala tertentu. Gelaja gusi bengkak yang perlu diperhatikan dengan seksama antara lain:

- Gusi nampak merah, bengkak
- Sakit dan mudah berdarah bila disentuh
- Nafas menjadi bau
- Jika sudah parah akan menimbulkan peradangan pada gusi, hingga gigi goyang serta mudah lepas.

Harus segera diatasi

Gusi yang bengkak, kalau didiamkan saja akan sangat berbahaya. Keadaan yang satu itu berpeluang menjadi salah satu penyakit yang menyerang organ tubuh lainnya, yang paling menakutkan adalah kanker.
Untuk mengatasi gusi bengkak dapat dimulai dengan memelihara kesehatan mulut, dengan cara menyikat gigi dengan benar. Sikat gigi sesuai anjuran minimal dua kali sehari dan bila perlu sehabis makan. Selain itu penting pula untuk rajin membersihkan karang gigi minimal empat bulan sekali hingga enam bulan sekali.
Jangan lupa untuk membersihkan pula sisa-sisa makanan yang terselip diantara dua gigi, seperti dental floss. Bila ada sisa-sisa akar gigi yang berpotensi menjadi sumber bakteri maka harus segera dicabut. Kontrol rutin ke dokter gigipun perlu dilakukan minimal enam bulan atau setahun sekali.

+ Merawat Gigi Saat Hamil

Pernahkah anda mendengar pameo bahwa setiap hamil satu gigi hilang? Pameo tersebut tentunya sudah tidak asing lagi bagi banyak orang, terutama di kalangan kaum ibu. Pameo tersebut juga merupakan suatu tanda bahwa masalah gigi sering menyertai setiap kehamilan.

Kehamilan adalah saat yang paling membahagiakan, setiap ibu pasti ingin kehamilannya lancar, tanpa terganggu masalah apapun termasuk masalah gigi. Nayatanya, sering ibu hamil mengeluhkan sakit gigi. Itulah mengapa timbul anggapan di banyak kalangan bahwa setiap hamil pasti akan mengalami keluhan di gigi. Beredar pula suatu mitos yang mengatakan bahwa pada saat hamil, kalsium gigi akan diserap oleh calon bayi sehingga menyebabkan gigi ibu rapuh dan akhirnya hilang/tanggal.

Mudah Karies

Mitos tersebut sebetulnya sangat keliru, karena mineral pada gigi berbentuk kristal hidroxyapatit yang sangat stabil sehingga tidak mungkin diserap untuk memenuhi kebutuhan calon bayi. Seringkali yang terjadi adalah, pada kehamilan akan terjadi suatu perubahan derajat keasaman dalam rongga mulut akibat perubahan kondisi hormonal selama kehamilan. Hal itulah yang kemudian akan menyebabkan kondisi mulut menjadi lebih asam dan mudah terjadi karies, akhirnya gigi menjadi infeksi. Kerusakan gigi akan semakin cepat karena pada saat hamil, beberapa ibu merasa takut dan enggan untuk pergi ke dokter gigi. Akibatnya kerusakan-kerusakan awal tidak dapat segera ditanggulangi dan menyebabkan kerusakan gigi menjadi lebih parah, sehingga muncullah pameo tersebut.

Jangan Khawatir

Ketakutan para ibu hamil untuk kontrol gigi secara rutin disebabkan adanya anggapan mengenai efek samping dari tindakan kedokteran gigi seperti timbulnya cacat pada banyi ataupun kesulitan pada saat persalinan. Padahal, sebetulnya sebagian besar tindakan kedokteran gigi tidak mengakibatkan efek yang membahayakan kandungan. Dalam hal ini yang terpenting adala adanya komunikasi yang baik antara dokter gigi dan ibu hamil serta dokter ginekolog yang merawatnya. Pasien juga perlu memahami risiko dan keuntungan yang akan didapat dari tindakan medis kedokteran gigi tersebut.
Malah ibu hamil tidak memeriksakan gigi secara rutin ataupun mengobati dengan segera keluhan di giginya secara rutin ataupun mengobati dengan segera keluhan di giginya akan memberi dampak buruk bagi dirinya sendiri dan juga sang janin. Sebuah penelitian yang menarik dari American Academy of Pediatric Dentistry tahun 2007, menyatakan adanya risiko untuk melahirkan bayi dengan berat badan rendah (preterm low birth weight/ PLBW) pada ibu hamil yang menderita radangan di rongga mulut (periodontitis). Penelitian lain yang dilakukan Contreras A dalam Jurnal Periodontology tahun 2006, menduga adanya hubungan periodontitis dengan pre-eklampsia, suatu kondisi kehamilan yang ditandai dengan hipertensi dan proteinuria.

Manifestasi pada Rongga Mulut

Manifestasi kehamilan yang paling sering terjadi adalah radang gusi (gingivitis) meskipun dengan derajat keparahan yang berbeda-beda. Sayangnya ibu hamil cenderung mengabaikan masalah ini. Kebiasaan mengemil dan frekuensi makan yang lebih banyak menyebabkan penumpukan plak lebih cepat. Plak disertai dengan peningkatan kadar homon estrogen maupun progestron menyebabkan radang dan penumpukan plak lebih cepat. Plak disertai dengan peningkatan kadar hormon estrogen maupun progestron menyebabkan radang dan pembengkakan pada gusi. Radang pada gusi ditandai dengan permukaan gusi berwarna merah, sedikit membesar dan mudah berdarah. Paling sering muncul pada gigi depan.
Apabila radang gusi tidak segera ditangani, maka akan meluas kesekitar akar gigi (periodontitis) dan dapat menyebabkan gigi goyah. Sudah lama dikaji kaitan antara periodontitis dan kelahiran bayi dengan berat badan rendah yang seringkali berakibat fatal.
Pada beberapa kasus dapat tumbuh satu massa seperti tumor, yang timbul di anatara dua gigi, berwarna merah keunguan atau kebiruan, serta mudah berdarah; yang biasa disebut epulis gravidarum. Epulis timbul karena kurangya kebersihan mulut dan banyaknya plak serta karang gigi. Epulis ini kadang-kadang bisa menghilang dengan sendirinya setelah melahirkan atau apabila tidak hilang dan mengganggu maka perlu dibuang.
Kerusakan gigi karena karies sebetulnya bukan efek dari kehamilan. Plak dari konsumsi gula yang berlebihan serta kurangnya kebersihan mulut menyumbang kontribusi yang lebih besar terhadap timbulnya karies.
Kerusakan gigi karena erosi asam lambung (perimylolysis), terjadi karena ibu hamil sering merasa mula dan muntah terutama di pagi hari, akibatnya sisa-sisa asam lambung akan merusak email gigi. Bila email gigi menjadi lunak, rapuh maka gigipun akan mudah rusak. Pada ibu hamil yang sering muntah dianjurkan untuk segera kumur dan membersihkan rongga mulut supaya sisa asam segera terbuang.
Pada beberapa kasus ditemukan adanya ibu hamil yang mengalami sindroma mulut kering (xerostromia), yang merupakan efek samping dari perubahan hormon selama masa kehamilan. Kondisi mulut yang sering dapat memicu karies gigi menjadi lebih aktif. Hal yang bisa dilakukan adalah dengan lebih sering minum atau merangsang keluarnya ludah dengan permen karet yang bebas gula.

Perawatan gigi selama hamil.

Kontrol diet merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Ibu hamil harus mendapt asupan nutrisi yang cukup, meliputi vitamin A, C, D, protein, kaslium, folat, fluor, dan lain-lain. Kebutuhan makan yang meningkat membuat ibu hamil cenderung meningkatkan frekuensi cemilan di luar waktu makan. Mengingat cemilan banyak mengandung gula, sebaiknya asupan cemilan dibatasi dan segera membersihkan mulut segera setelah makan cemilan.
Perawatan rutin untuk meningkatkan higienitas rongga mulut yang meliputi pembersihan karang gigi dan plak aman dilakukan baik pada trimester 1, 2 maupun 3. sebaiknya dilakukan lebih sering untuk meningkatkan derajat kesehatan rongga mulut. Sikat gigi yang baik dan benar serta kumur dengan obat antiseptik seperti chlorhexidine 0,12% sangat dianjurkan.
Perawatan lain seperti penambalah gigi dan perawatan saluran akar masih bisa dilakukan. Penambalan dengan bahan amalgam yang mengandung mekuri, terbukti aman. Sangat disarankan untuk melakukan perawatan dan penambalan pada semua gigi yang rusak untuk menghindari terjadinya infeksi dan rasa sakit pada saat trimester akhir.
Kecuali dalam keadaan darurat, disarankan untuk melakukan pencabutan gigi pada trimester ketiga. Pada waktu ini, pembentukan organ sudah lengkap, dan merupakan waktu paling nyaman bagi ibu hamil untuk menerima perawatan dibandingkan saat trimester ketiga akhir. Perawatan lain yang bersifat kosmetik seperti pemutihan gigi (bleaching) sebaiknya ditunda dulu.
Keadaan darurat seperti abses atau infeksi akut yang memerlukan penanganan segera, dapat dilakukan pada trimester berapapun juga.
Foto rontgen atau x-ray sebaikanya dilakukan hanya bila perlu dan ibu hamil harus memakai pelindung berupa lapisan timah (apron). Apabila memungkinkan sebaiknya tindakan itu ditunda sampai setelah melahirkan. Para ibu hamil perlu memberitahu adanya kehamilan pada petugas yang melayani.
Secara keseluruhan, sangat disarankan untuk mulai menjaga kebersihan dan kontrol gigi secara rutin sejak awal kehamilan. Komunikasi antara dokter gigi, ibu hamil dan dokter ginekologi perlu lebih intensif, sehingga risiko dapat diminimalkan.
Semoga pameo setiap kali hamil, satu gigi hilang tidak berlaku lagi. (Drg. Rikko Hudyono).

+ Merawat Gigi Saat Hamil

Pernahkah anda mendengar pameo bahwa setiap hamil satu gigi hilang? Pameo tersebut tentunya sudah tidak asing lagi bagi banyak orang, terutama di kalangan kaum ibu. Pameo tersebut juga merupakan suatu tanda bahwa masalah gigi sering menyertai setiap kehamilan.

Kehamilan adalah saat yang paling membahagiakan, setiap ibu pasti ingin kehamilannya lancar, tanpa terganggu masalah apapun termasuk masalah gigi. Nayatanya, sering ibu hamil mengeluhkan sakit gigi. Itulah mengapa timbul anggapan di banyak kalangan bahwa setiap hamil pasti akan mengalami keluhan di gigi. Beredar pula suatu mitos yang mengatakan bahwa pada saat hamil, kalsium gigi akan diserap oleh calon bayi sehingga menyebabkan gigi ibu rapuh dan akhirnya hilang/tanggal.

Mudah Karies

Mitos tersebut sebetulnya sangat keliru, karena mineral pada gigi berbentuk kristal hidroxyapatit yang sangat stabil sehingga tidak mungkin diserap untuk memenuhi kebutuhan calon bayi. Seringkali yang terjadi adalah, pada kehamilan akan terjadi suatu perubahan derajat keasaman dalam rongga mulut akibat perubahan kondisi hormonal selama kehamilan. Hal itulah yang kemudian akan menyebabkan kondisi mulut menjadi lebih asam dan mudah terjadi karies, akhirnya gigi menjadi infeksi. Kerusakan gigi akan semakin cepat karena pada saat hamil, beberapa ibu merasa takut dan enggan untuk pergi ke dokter gigi. Akibatnya kerusakan-kerusakan awal tidak dapat segera ditanggulangi dan menyebabkan kerusakan gigi menjadi lebih parah, sehingga muncullah pameo tersebut.

Jangan Khawatir

Ketakutan para ibu hamil untuk kontrol gigi secara rutin disebabkan adanya anggapan mengenai efek samping dari tindakan kedokteran gigi seperti timbulnya cacat pada banyi ataupun kesulitan pada saat persalinan. Padahal, sebetulnya sebagian besar tindakan kedokteran gigi tidak mengakibatkan efek yang membahayakan kandungan. Dalam hal ini yang terpenting adala adanya komunikasi yang baik antara dokter gigi dan ibu hamil serta dokter ginekolog yang merawatnya. Pasien juga perlu memahami risiko dan keuntungan yang akan didapat dari tindakan medis kedokteran gigi tersebut.
Malah ibu hamil tidak memeriksakan gigi secara rutin ataupun mengobati dengan segera keluhan di giginya secara rutin ataupun mengobati dengan segera keluhan di giginya akan memberi dampak buruk bagi dirinya sendiri dan juga sang janin. Sebuah penelitian yang menarik dari American Academy of Pediatric Dentistry tahun 2007, menyatakan adanya risiko untuk melahirkan bayi dengan berat badan rendah (preterm low birth weight/ PLBW) pada ibu hamil yang menderita radangan di rongga mulut (periodontitis). Penelitian lain yang dilakukan Contreras A dalam Jurnal Periodontology tahun 2006, menduga adanya hubungan periodontitis dengan pre-eklampsia, suatu kondisi kehamilan yang ditandai dengan hipertensi dan proteinuria.

Manifestasi pada Rongga Mulut

Manifestasi kehamilan yang paling sering terjadi adalah radang gusi (gingivitis) meskipun dengan derajat keparahan yang berbeda-beda. Sayangnya ibu hamil cenderung mengabaikan masalah ini. Kebiasaan mengemil dan frekuensi makan yang lebih banyak menyebabkan penumpukan plak lebih cepat. Plak disertai dengan peningkatan kadar homon estrogen maupun progestron menyebabkan radang dan penumpukan plak lebih cepat. Plak disertai dengan peningkatan kadar hormon estrogen maupun progestron menyebabkan radang dan pembengkakan pada gusi. Radang pada gusi ditandai dengan permukaan gusi berwarna merah, sedikit membesar dan mudah berdarah. Paling sering muncul pada gigi depan.
Apabila radang gusi tidak segera ditangani, maka akan meluas kesekitar akar gigi (periodontitis) dan dapat menyebabkan gigi goyah. Sudah lama dikaji kaitan antara periodontitis dan kelahiran bayi dengan berat badan rendah yang seringkali berakibat fatal.
Pada beberapa kasus dapat tumbuh satu massa seperti tumor, yang timbul di anatara dua gigi, berwarna merah keunguan atau kebiruan, serta mudah berdarah; yang biasa disebut epulis gravidarum. Epulis timbul karena kurangya kebersihan mulut dan banyaknya plak serta karang gigi. Epulis ini kadang-kadang bisa menghilang dengan sendirinya setelah melahirkan atau apabila tidak hilang dan mengganggu maka perlu dibuang.
Kerusakan gigi karena karies sebetulnya bukan efek dari kehamilan. Plak dari konsumsi gula yang berlebihan serta kurangnya kebersihan mulut menyumbang kontribusi yang lebih besar terhadap timbulnya karies.
Kerusakan gigi karena erosi asam lambung (perimylolysis), terjadi karena ibu hamil sering merasa mula dan muntah terutama di pagi hari, akibatnya sisa-sisa asam lambung akan merusak email gigi. Bila email gigi menjadi lunak, rapuh maka gigipun akan mudah rusak. Pada ibu hamil yang sering muntah dianjurkan untuk segera kumur dan membersihkan rongga mulut supaya sisa asam segera terbuang.
Pada beberapa kasus ditemukan adanya ibu hamil yang mengalami sindroma mulut kering (xerostromia), yang merupakan efek samping dari perubahan hormon selama masa kehamilan. Kondisi mulut yang sering dapat memicu karies gigi menjadi lebih aktif. Hal yang bisa dilakukan adalah dengan lebih sering minum atau merangsang keluarnya ludah dengan permen karet yang bebas gula.

Perawatan gigi selama hamil.

Kontrol diet merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Ibu hamil harus mendapt asupan nutrisi yang cukup, meliputi vitamin A, C, D, protein, kaslium, folat, fluor, dan lain-lain. Kebutuhan makan yang meningkat membuat ibu hamil cenderung meningkatkan frekuensi cemilan di luar waktu makan. Mengingat cemilan banyak mengandung gula, sebaiknya asupan cemilan dibatasi dan segera membersihkan mulut segera setelah makan cemilan.
Perawatan rutin untuk meningkatkan higienitas rongga mulut yang meliputi pembersihan karang gigi dan plak aman dilakukan baik pada trimester 1, 2 maupun 3. sebaiknya dilakukan lebih sering untuk meningkatkan derajat kesehatan rongga mulut. Sikat gigi yang baik dan benar serta kumur dengan obat antiseptik seperti chlorhexidine 0,12% sangat dianjurkan.
Perawatan lain seperti penambalah gigi dan perawatan saluran akar masih bisa dilakukan. Penambalan dengan bahan amalgam yang mengandung mekuri, terbukti aman. Sangat disarankan untuk melakukan perawatan dan penambalan pada semua gigi yang rusak untuk menghindari terjadinya infeksi dan rasa sakit pada saat trimester akhir.
Kecuali dalam keadaan darurat, disarankan untuk melakukan pencabutan gigi pada trimester ketiga. Pada waktu ini, pembentukan organ sudah lengkap, dan merupakan waktu paling nyaman bagi ibu hamil untuk menerima perawatan dibandingkan saat trimester ketiga akhir. Perawatan lain yang bersifat kosmetik seperti pemutihan gigi (bleaching) sebaiknya ditunda dulu.
Keadaan darurat seperti abses atau infeksi akut yang memerlukan penanganan segera, dapat dilakukan pada trimester berapapun juga.
Foto rontgen atau x-ray sebaikanya dilakukan hanya bila perlu dan ibu hamil harus memakai pelindung berupa lapisan timah (apron). Apabila memungkinkan sebaiknya tindakan itu ditunda sampai setelah melahirkan. Para ibu hamil perlu memberitahu adanya kehamilan pada petugas yang melayani.
Secara keseluruhan, sangat disarankan untuk mulai menjaga kebersihan dan kontrol gigi secara rutin sejak awal kehamilan. Komunikasi antara dokter gigi, ibu hamil dan dokter ginekologi perlu lebih intensif, sehingga risiko dapat diminimalkan.
Semoga pameo setiap kali hamil, satu gigi hilang tidak berlaku lagi. (Drg. Rikko Hudyono).

Sabtu, 09 Agustus 2008

+ Senyum Cantik Gigi Indah

Gigi adalah bagian penting dari penampilan. Banyak cara untuk mendapatkan gigi rapi dan indah, mulai penggunaan kawat gigi hingga invisalign
Gigi rapi tanpa kawat

Memang kawat gigi telah menjadi tren tersendiri, tapi ada saja orang yang merasa risi memakai kawat gigi ini. Khusus bagi mereka, kini ada inovasi baru, merapikan gigi tanpa kawat. Cara baru membetulkan susunan gigi tanpa kawat ini adalah invisalign. Bentuknya mirip gigi palsu bening yang dapat langsung diaplikasikan pada gigi selama delapan jam sehari, selama dua minggu, untuk hasil maksimal.
Tanpa kawat, karet warna-warni, invisalign didesain untuk mereka yang mengutamakan kepraktisan tanpa mengorbankan hasil. Pasien bisa datang ke dokter untuk memeriksa keadaan gigi. Lalu secara computerized, ukuran gigi dibuat versi 3-D sebagai ukuran dasar, dummy yang akan dikirim ke Amerika. Dari negeri Paman Sam, “gigi palsu” plastik ini diberikan pada pasien agar dikenakan selama dua minggu.
“Invisalign dapat dibawa pulang dan dipakai di rumah. Tiap malam dipakai delapan jam sehari selama sepuluh sampai empat belas hari,“ kata drg. Elizabeth Linda dari Dental Salon. Setelah masa itu, biasanya sudah ada pergerakan bentuk gigi. Kemudian dilakukan lagi pengukuran ulang secara komputer untuk menemukan bentuk baru.
Cara ini dilakukan berulang sampai pasien menemukan bentuk gigi yang dia inginkan. Gampang bukan? Inivisble, removable, bebas bahan metal yang bisa mengakibatkan iritasi juga dapat dibersihkan sewaktu-waktu. Saat ini invisalign tengah menjadi idola dalam dunia ortodontis. Namun, tidak semua orang bisa menikmatinya. Maklum, harganya tidak murah. Ya, selalu ada harga untuk tampil lebih baik, bukan? (Yohan).
Tetap putih dengan home bleaching

Ada dua cara yang bisa ditempuh untuk mendapatkan gigi putih, yaitu home bleaching yang bisa dilakukan di rumah dan office bleaching yang dilakukan di klinik gigi. Menurut Dr. Lita R Darmawan dari klinik gigi Kharinta, setelah melakukan bleaching, ada beberapa perawatan di rumah yang perlu dilakukan agar gigi tetap putih, diantaranya :

1. Ambil cetakan gigi dan lumuri dengan bahan pemutih. Biasanya setelah melakukan bleaching untuk perawatan di rumah, dokter gigi akan memberikan cetakan gigi yang telah dicetak sesuai dengan kontur gigi anda.
2. Di malam hari, pasang cetakan gigi yang telah dilumuri bahan pemutih tersebut selama delapan jam.
3. Bersihkan gigi dari sisa bahan pemutih di pagi hari. Pilihlah pasta gigi yang mengandung pemutih. Perawatan gigi ini penting dijalani, sebab setelah melakukan bleaching, warna gigi akan turun satu tingkat setiap hari jika tidak dirawat.

Perawatan ideal

Perawatan gigi ini tidak perlu dilakukan setiap hari. Idealnya perawatan pemutih gigi ini hanya dilakukan selama satu bulan. Adapun untuk menghindari gigi kekuningan, berikut tipsnya :

1. Perhatikan gaya hidup anda, kurangi makanan yang sifatnya berwarna misalnya makanan yang mengandung santan, termasuk minuman soda. Kurangi pula konsumsi kopi dan teh yang juga mempunyai efek membuat gigi kuning.
2. Perbanyak mengkonsumsi bengkuang, strawberi, dan semangka.
3. Perbanyak minum air putih, minimal delapan gelas sehari. Air putih mempunyai sifat menetralisasi kekentalan dari keasaman air liur sekaligus berfungsi sebagai pembersih organ tubuh. (Sri Noviarni).

IMPLANT UNTUK SEUMUR HIDUP

Zaman dulu, mencabut gigi dianggap menyelesaikan masalah ketika gigi sakit atau goyang, padahal pencabutan justru menjadi penyebab timbulnya masalah baru.
Hal tersebut seperti yang diungkapkan Dr. Lita R Darmawan dari Kharinta Dental & Skin Care. Menurutnya, dampak pertama dari pencabutan tersebut adalah ompong., lalu gigi yang menjadi lawannya (gigi atas atau bawah) akan turun ke bawah dan gigi yang tepat berada di sebelahnya akan miring ke posisi yang ompong karena tidak ada yang menahan.
“Akibatnya gigi diantaranya akan menjadi tempat sisa makanan menumpuk dan yang paling bermasalah lagi, penampilan muka akan kempot karena tidak ada penyangganya. Profil wajah juga akan berubah kalau kita kehilangan gigi,” jelasnya.
Di zaman dulu pula, untuk mengisi posisi ompong tersebut, beberapa generasi di ats kita memasangnya dengan gigi palsu yang dapat dilepas pasang, namun gigi palsu tersebut berpotensi hilang dan menyebabkan sakit ketika makan. Dengan berkembangnya teknologi kedokteran yang cukup pesat saat ini, paradigma pasang lepas gigi tersebutpun berkembang menjadi cekat mahkota tiruan.
Cara ini mengharuskan gigi tetangga dikecilkan dengan tujuan dijadikan pegangan untuk gigi ompong tersebut. Sayangnya, jika gigi tetangga masih dalam kondisi bagus dan sehat terpaksa dirusak untuk dikecilkan, sedangkan konsep tindakan perawatan gigi harus dilakukan seminimal mungkin intervensinya.
Nah, teknologi yang berkembang untuk mengatasi gigi tanggal tersebut adalah implant gigi yang mengacu pada apa yang dicabut. Imlant itu berfungsi menggantikan akar gigi yang dicabut, yang dimasukkan ke rahang pasien. “Bayangkan, geraham memiliki akar gigi dua atau tiga, sedangkan implant itu pada dasarnya hanya punya satu tetapi kekuatannya melebihi kekuatan gigi asli, “ungkapnya.
Bahan implant yang terbuat dari titanium itu memiliki sifat bisa bergerak seperti gigi asli. Dikatakan Lita, implant ini bisa bertahan hingga seumur hidup pasien atau sekitar 30 tahun dengan tetap melakukan perawatan setelah pemasangannya baik di rumah ataupun ke dokter, menjaga pola hidup, pola makan, dan pola kebersihan mulut dan gigi.
“Jadi, jangan membuat sesuatu hal menjadi lebih parah kalau kita bisa melakukan pencegahan daripada pengobatan karena perawatan akan lebih murah dan waktu yang tersitapun tidak banyak,” tuturnya.
Seperti halnya tahapan yang akan dilakukan sebelum memasang kawat gigi, tahapan sebelum memasang implantpun tidak berbeda, yakni diawali dengan pengambilan foto x ray panoramic atau CT scan untuk mengetahui ketebalan tulang. (Jerna).

Kamis, 07 Agustus 2008

+ Metode Baru Penanganan Pasien Kanker


Saat ini telah hadir metode baru penanganan pasien kanker hati. Upaya ini diyakini dapat menaikkan harapan hidupnya.

Pasien kanker hati yang diobati dengan sorafenib mengalami perbaikan atas harapan hidup sebesar 44%.

Teh New England Journal of Medicine mempublikasikan hasil dari penelitian fase ketiga, tablet sorafenib bisa menurunkan risiko kematian sebesar 31% apda pasien dengan kanker sel hati stadum lanjut.

Karena itu, sorafenib telah disetujui untuk pengobatan HCC oleh European Agency for the Evaluation of Medicinal Products (EMEA) dari U.S. Food and Drug Administration (FDA) PADA Okteber dan November 2007.

“Saat ini penanganan untuk kanker lain telah memiliki penanganan yang lebih maju, berbeda dengan kanker hati yang masih mengalami kesulitan,” kata Dr. Josep M. Llovet, wakil kepala investigator dan profesor dari Barcelona Clinik Leiver Cancer (BCLC) Group IDIBAPS, Unit Liver, Rumah Sakit Klinik Barcelona di Jakarta.

Hal ini terjadi karena kurangnya sistem pengobatan untuk memperpanjang harapan hidup dan terbatasnya kesempatan untuk melakukan operasi.

“Obat ini menjadi pilihan pertama dalam penanganan kanker hati,” kata Josep. Menurut dia, pokok dari penelitian ini merefleksikan standar baru penanganan kanker hati dengan penggunaan sorafenib.

”Secara global angka kematian pada kanker hati terus naik, dikarenakan prevelensi infeksi dari hepatitis B dan C,” kata Jordi Bruix, co-principal investigator dan direktur dari Barcelona Clinic Liver Cancer (BCLC) Group; konsultan senior, Unit Liver, Rumah sakit Barcelona.

Penelitian internasional SHARP fase ketiga (Sorafenib HCC Assessment Randomizes Protokol) dilakukan terhadap 602 pasien kanker hati yang belum mendapatkan penanganan sebelumnya.

Penelitian dilakukan dengan membandingkan tingkat kelangsungan hidup secara keseluruhan, waktu perkembangan tumor, waktu perkembangan simptomatik antara pasien yang menerima sorafenib dibandingkan dengan plasebo.

Mengenai hasil penelitian tersebut telah dipresentasikan di American Society of Clinical Oncology pada Juni 2007. rata-rata angka harapan hidup pasien yang mendapatkan sorafenib adalah 10,7 bulan.

Sedangkan bagi kelompok yang mendapatkan plasebo hanya 7,9 bulan (HR=0,69; p=0,0006). Sedangkan rata-rata waktu berkembangnya tumor adalah 5,5 bulan dengan sorafenib dibanding dengan plasebo yaitu 2,8 bulan (HR=0,58;p=<0,001).

Efek samping yang berhubungan dengan obat paling sering dengan stadium 3 atau 4 yang menerima Nexavar adalah diare dan reaksi hand-foot-skin.

Tidak ada indikasi ketidakseimbangan jika melihat efek samping serius antara kelompok Nexavar dan placebo.

”Kanker sel hati adalah tipe kedua dari kanker dimana sorafenib menunjukkan keuntungan yang berguna secara klinis,” ujar Dimitris Voliotis, MD, vice presiden, Nexavar Clinical Development, Bayer Healthcare Pharmaceticals.

”Kami senang bahwa saat ini sorafenib telah tersedia bagi pasien yang mengidap kanker dan kami akan melanjutkan untuk bekerja dengan badan-badan regulasi dunia untuk mendapatkan izin penggunaan sorafenib,” ujar Dimitris.

Rabu, 06 Agustus 2008

+ Buang Lemak

Penampilan yang memuaskan menunjukkan keanggunan dan kelembutan yang sederhana. Apalagi punya tubuh ramping dan sehat, anda tampil kuat secara fisik, emosional dan spiritual.

Anda mau tampil oke? Setiap wanita mendambakan tubuh seperti itu. Tapi, bagaimana pandangan wanita yang punya tubuh gemuk? Apakah mereka berdiam diri saja?

Tentu tidak jawabannya. Baru-baru ini, para ahli kesehatan Indonesia menggunakan teknologi Health Technology Assesment (HTA), Liposuction tumescent.

Teknologi ini aman digunakan bisa mengurangi lapisan lemak dalam tubuh yang secara resmi dikeluarkan Depkes, tahun lalu.

“Liposuction atau bedah-sedot-lemak adalah salah satu cara mengurangi lapisan lemak dibagian anggota tubuh tertentu. Misalnya perut, paha, lengan, dan lain-lain.

Tekniknya, membuat lubang kecil pada kulit dan mengeluarkan lemak dengan tenaga vakum (sedot). Yang menjadi tujuan utama orang melakukan liposuction adalah body contouring yaitu membuang lemak pada bagian tubuh yang tidak diinginkan.

”Bentuk tubuh secara kosmestis lebih baik. Ideal sesuai keinginan pasien.” kata Dr. Irma Bernadette, SpKK, Divisi Dermatologi Kosmetik FKUI/RSCM.

Umumnya orang yang melakukan liposuction punya bentuk tubuh lebih baik. Berat badannya berkurang.

”Volume lemak yang dikeluarkan 5 – 10 liter,” katanya. Jadi lemak yang telah dikeluarkan dari tubuh, tidak dapat kembali lagi di tempat serupa.

Sekalipun ada beberapa macam teknik yang digunakan dalam praktiknya, katanya, teknik yang paling aman digunakan adalah bius lokal tumusnya dan kamula tumpul, baik dengan mesin maupun sempirit (syringe). Sebab teknik anestesi lokal menggunakan volume besar dari solusi bahan anesti, yang diencerkan untuk menghasilkan sewwling dan firmness pada lemak subkutan sebagai target area.

Apakah bedah sedot lemak berbahaya?

Setiap tindakan memiliki risiko. Bahaya setiap operasi adalah infeksi dan perdarahan. Keduanya dapat dihindarkan dengan cara melakukan liposuction di ruang steril. Sebelum tindakan dilakukan pemeriksaan darah/laboratorium sebelum operasi.

Untuk mengurangi risiko operasi. Liposuction dapat dilakukan pembiusan lokal, menggunakan teknik pembiusan (anestesi) ”pengembangan jaringan” (tumescent).

Cara ini ditemukan oleh Dr. Jeffrey Klein, doker kulit (dermatologis) dari AS yang membuat revolusi liposuction sehingga menjadi salah satu tindakan bedah kosmetik yang relatif aman.

”Persiapan cukup, dokter yang bertanggung jawab, risiko operasi akan relatif kecil. Statistik menunjukan liposuction tidak lebih berbahaya dibanding operasi kosmetik lain,” kata Irma.

Ada beberapa komplikasi yang dapat timbul akibat dari liposuction, yaitu kulit tidak rata, hematoma (timbunan darah yang dapat membuat kulit donor mati), seroma, intravenous fluid overload (pulmonary edema), toksisitas dari lidokain, perforasi (hampir tidak pernah terjadi pada pembiusan lokal), dan fat emboli.

Sebelum melakukan liposuction, ada dua hal yang harus diperhatikan. Pertama, jangan melebihi dosis maksimal lidokain. Karena pemberian dosis yang berlebihan akan menyebabkan toksisitas. Kedua, batasi volume aspirat (cairan + lemak) yang keluar dari tubuh tidak lebih dari 2.000 cc per prosedur.

Aman, Buang Lemak Yang Berlebih

Perkembangan dan kemajuan bedah sedot lemak tidak terlepas dari peranan dr. Jeffry Klein dan dr. Patrick Lilis yang mengembangkan teknik Tumescent pada tahun 1985.

Teknik ini menjadikan tindakan bedah sedot lemak merupakan tindakan bedah yang relatif aman. Di Indonesia, tindakan bedah sedot lemak dilakukan pada tahun 1980, namun pada saat itu masih kurang populer karena banyak menimbulkan komplikasi.

Namun sering kemajuan teknologi dan peralatan medis, tindakan bedah sedot lemak sekarang merupakan salah satu tindakan bedah kosmetik yang paling aman.

Bedah sedot lemak atau liposuction pada hakekatnya adalah suatu jenis tindakan operatif yang bertujuan membuang tumpukan lemak yang berlebih pada satu atau beberapa bagian tubuh,” ungkap Dr. Irma Bernadette, SpKK, Divisi Dermatologi Kosmetik FKUI/RSCM.

Irma menjelaskan, walaupun ada beberapa jenis liposuction, namun teknik tumesen liposuction (bedah sedot lemak) adalah yang paling aman digunakan. Sebab teknik tersebut banyak mendatangkan keuntungan bagi pasien dibandingkan teknik kanula dan tenaga sedot.

Keuntungan-keuntungan apa saja yang didapat dari teknik tumesan :

  • Darah yang keluar lebih sedikit.
  • Tidak perlu infus pengganti cairan tubuh.
  • Risiko infeksi berkurang, karena lidoakin adalah bakteriostatik, jadi tumesen berfungsi memperbesar area yang dikerjakan, sehingga pengerjaan liposuction lebih mudah dari hasil lebih rata.
  • Vasokonstriksi mengurangi absorpsi lidoakin sestematik.
  • Ephinerphine dapat meningkatkan ouput kardiak, sehingga mempercepat ekskresi lidoakin dari dalam tubuh.
  • Durasi pembiusan bisa sampai 24 jam.
  • Lidokain dapat diberikan dalam dosis per kg berat badan lebih tinggi.

”Pada setiap pembedahan termasuk liposuction, kematian juga dapat terjadi. Penyebab utamanya adalah anesthetic death (terutama bius total), thromboemboli dan keadaan umum atau membuang banyak lemak dalam satu saat,” kata Irma.

Wanita cenderung Timbun Lemak di Bokong

Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat penimbunan lemak tubuh berlebihan.

Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan, dan fungsi lainnya.

Perbandingan normal antara lemak tubuh dan berat badan adalah 25-30 persen pada wanita dan 18-23 persen pada pria.

Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30 persen dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25 persen disebut obesitas.

Seseorang yang memiliki berat badan 20 persen lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal dianggap obesitas.

Ada tiga kelompok obesitas

Pertama, obesitas ringan : kelebihan berat badan antara 20-40 persen.

Kedua, obesitas sedang : kelebihan berat badan antara 41-100 persen .

Ketiga, obesitas berat : kelebihan berat badan > 100 persen.

Obesitas berat ditemukan sebanyak 5 persen dari antara orang-orang yang gemuk. Perhatian tidak hanyak ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh.

Sementara pola penyebaran lemak tubuh pada pria dan wanita cenderung berbeda. Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah pir.

Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun di sekitar perut, sehingga memberikan gambaran seperti buah apel. Tetapi, hal tersebut bukan merupakan sesuatu yang mutlak, kadang pada bebeapa pria tampak seperti buah pir dan beberapa wanita tampak seperti buah apel, terutama setelah masa menopause.

Seseorang yang lemaknya banyak tertimbun di perut mungkin akan lebih mudah mengalami sebagai masalah kesehatan yang berhubungan dengan obesitas. Mereka memiliki risiko yang lebih tinggi. Gambaran buah pir lebih baik dibandingkan dengan gambaran buah apel.

Untuk membedakan kedua gambaran terebut, ditemukan cara menentukan apakah seseorang berbentuk seperti buah apel atau seperti buah pir, yaitu menghitung rasio pinggang dengan pinggul.

Pinggang diukur pada titik yang tersempit, sendangkan pinggul diukur pada tiik yang terlebar, lalu ukuran pinggang dibagi ukuran pinggul.

Ukuran pinggang wanita 87,5 cm dan ukuran pinggul pria 115 cm, memiliki rasio pinggang-pinggul sebesar 0,76.

Wanita dengan rasio pinggang : pinggul lebih dari 0,8 atau pria dengan rasio pinggang : pinggul lebih dari 1, dikatakan berbentuk apel. (CR-TIO).