Gigi adalah bagian penting dari penampilan. Banyak cara untuk mendapatkan gigi rapi dan indah, mulai penggunaan kawat gigi hingga invisalign
Gigi rapi tanpa kawat
Memang kawat gigi telah menjadi tren tersendiri, tapi ada saja orang yang merasa risi memakai kawat gigi ini. Khusus bagi mereka, kini ada inovasi baru, merapikan gigi tanpa kawat. Cara baru membetulkan susunan gigi tanpa kawat ini adalah invisalign. Bentuknya mirip gigi palsu bening yang dapat langsung diaplikasikan pada gigi selama delapan jam sehari, selama dua minggu, untuk hasil maksimal.
Tanpa kawat, karet warna-warni, invisalign didesain untuk mereka yang mengutamakan kepraktisan tanpa mengorbankan hasil. Pasien bisa datang ke dokter untuk memeriksa keadaan gigi. Lalu secara computerized, ukuran gigi dibuat versi 3-D sebagai ukuran dasar, dummy yang akan dikirim ke Amerika. Dari negeri Paman Sam, “gigi palsu” plastik ini diberikan pada pasien agar dikenakan selama dua minggu.
“Invisalign dapat dibawa pulang dan dipakai di rumah. Tiap malam dipakai delapan jam sehari selama sepuluh sampai empat belas hari,“ kata drg. Elizabeth Linda dari Dental Salon. Setelah masa itu, biasanya sudah ada pergerakan bentuk gigi. Kemudian dilakukan lagi pengukuran ulang secara komputer untuk menemukan bentuk baru.
Cara ini dilakukan berulang sampai pasien menemukan bentuk gigi yang dia inginkan. Gampang bukan? Inivisble, removable, bebas bahan metal yang bisa mengakibatkan iritasi juga dapat dibersihkan sewaktu-waktu. Saat ini invisalign tengah menjadi idola dalam dunia ortodontis. Namun, tidak semua orang bisa menikmatinya. Maklum, harganya tidak murah. Ya, selalu ada harga untuk tampil lebih baik, bukan? (Yohan).
Tetap putih dengan home bleaching
Ada dua cara yang bisa ditempuh untuk mendapatkan gigi putih, yaitu home bleaching yang bisa dilakukan di rumah dan office bleaching yang dilakukan di klinik gigi. Menurut Dr. Lita R Darmawan dari klinik gigi Kharinta, setelah melakukan bleaching, ada beberapa perawatan di rumah yang perlu dilakukan agar gigi tetap putih, diantaranya :
1. Ambil cetakan gigi dan lumuri dengan bahan pemutih. Biasanya setelah melakukan bleaching untuk perawatan di rumah, dokter gigi akan memberikan cetakan gigi yang telah dicetak sesuai dengan kontur gigi anda.
2. Di malam hari, pasang cetakan gigi yang telah dilumuri bahan pemutih tersebut selama delapan jam.
3. Bersihkan gigi dari sisa bahan pemutih di pagi hari. Pilihlah pasta gigi yang mengandung pemutih. Perawatan gigi ini penting dijalani, sebab setelah melakukan bleaching, warna gigi akan turun satu tingkat setiap hari jika tidak dirawat.
Perawatan ideal
Perawatan gigi ini tidak perlu dilakukan setiap hari. Idealnya perawatan pemutih gigi ini hanya dilakukan selama satu bulan. Adapun untuk menghindari gigi kekuningan, berikut tipsnya :
1. Perhatikan gaya hidup anda, kurangi makanan yang sifatnya berwarna misalnya makanan yang mengandung santan, termasuk minuman soda. Kurangi pula konsumsi kopi dan teh yang juga mempunyai efek membuat gigi kuning.
2. Perbanyak mengkonsumsi bengkuang, strawberi, dan semangka.
3. Perbanyak minum air putih, minimal delapan gelas sehari. Air putih mempunyai sifat menetralisasi kekentalan dari keasaman air liur sekaligus berfungsi sebagai pembersih organ tubuh. (Sri Noviarni).
IMPLANT UNTUK SEUMUR HIDUP
Zaman dulu, mencabut gigi dianggap menyelesaikan masalah ketika gigi sakit atau goyang, padahal pencabutan justru menjadi penyebab timbulnya masalah baru.
Hal tersebut seperti yang diungkapkan Dr. Lita R Darmawan dari Kharinta Dental & Skin Care. Menurutnya, dampak pertama dari pencabutan tersebut adalah ompong., lalu gigi yang menjadi lawannya (gigi atas atau bawah) akan turun ke bawah dan gigi yang tepat berada di sebelahnya akan miring ke posisi yang ompong karena tidak ada yang menahan.
“Akibatnya gigi diantaranya akan menjadi tempat sisa makanan menumpuk dan yang paling bermasalah lagi, penampilan muka akan kempot karena tidak ada penyangganya. Profil wajah juga akan berubah kalau kita kehilangan gigi,” jelasnya.
Di zaman dulu pula, untuk mengisi posisi ompong tersebut, beberapa generasi di ats kita memasangnya dengan gigi palsu yang dapat dilepas pasang, namun gigi palsu tersebut berpotensi hilang dan menyebabkan sakit ketika makan. Dengan berkembangnya teknologi kedokteran yang cukup pesat saat ini, paradigma pasang lepas gigi tersebutpun berkembang menjadi cekat mahkota tiruan.
Cara ini mengharuskan gigi tetangga dikecilkan dengan tujuan dijadikan pegangan untuk gigi ompong tersebut. Sayangnya, jika gigi tetangga masih dalam kondisi bagus dan sehat terpaksa dirusak untuk dikecilkan, sedangkan konsep tindakan perawatan gigi harus dilakukan seminimal mungkin intervensinya.
Nah, teknologi yang berkembang untuk mengatasi gigi tanggal tersebut adalah implant gigi yang mengacu pada apa yang dicabut. Imlant itu berfungsi menggantikan akar gigi yang dicabut, yang dimasukkan ke rahang pasien. “Bayangkan, geraham memiliki akar gigi dua atau tiga, sedangkan implant itu pada dasarnya hanya punya satu tetapi kekuatannya melebihi kekuatan gigi asli, “ungkapnya.
Bahan implant yang terbuat dari titanium itu memiliki sifat bisa bergerak seperti gigi asli. Dikatakan Lita, implant ini bisa bertahan hingga seumur hidup pasien atau sekitar 30 tahun dengan tetap melakukan perawatan setelah pemasangannya baik di rumah ataupun ke dokter, menjaga pola hidup, pola makan, dan pola kebersihan mulut dan gigi.
“Jadi, jangan membuat sesuatu hal menjadi lebih parah kalau kita bisa melakukan pencegahan daripada pengobatan karena perawatan akan lebih murah dan waktu yang tersitapun tidak banyak,” tuturnya.
Seperti halnya tahapan yang akan dilakukan sebelum memasang kawat gigi, tahapan sebelum memasang implantpun tidak berbeda, yakni diawali dengan pengambilan foto x ray panoramic atau CT scan untuk mengetahui ketebalan tulang. (Jerna).
1 komentar:
:-)
senyum dong!
http://ummul-orthodonti.blogspot.com
(catatan senyuman pasien orthodonti)
Posting Komentar